Rudal Iran Gempur Pangkalan Militer AS di Qatar, Ketegangan Timur Tengah Memuncak

0 6

Doha, 23 Juni 2025 – Kawasan Timur Tengah kembali bergolak setelah Iran melancarkan serangan rudal ke salah satu pangkalan militer terbesar Amerika Serikat di Al-UDT, Qatar. Serangan yang terjadi pada Senin malam waktu setempat ini menandai babak baru dalam eskalasi konflik antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat.

Serangan itu menyasar pangkalan strategis milik Komando Pusat AS (CENTCOM) yang terletak tak jauh dari ibukota Doha. Berdasarkan pernyataan dari pihak militer Qatar, setidaknya 12 rudal balistik diluncurkan dari wilayah Iran menuju pangkalan tersebut. Namun, menurut laporan awal, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, baik dari pasukan Amerika maupun warga sipil sekitar.

Pemerintah Iran melalui pernyataan resmi menyebut serangan tersebut sebagai “tindakan pembalasan yang sah” atas keterlibatan militer Amerika Serikat dalam mendukung serangan Israel terhadap wilayah Iran selama sepekan terakhir. “Kami telah mengaktifkan hak bela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB. Serangan ini adalah sinyal bahwa kedaulatan Iran tak bisa dilanggar tanpa konsekuensi,” ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Iran, Kolonel Mehdi Khorram.

Sebagai catatan, sehari sebelum serangan ini, Angkatan Udara AS menjatuhkan tiga bom penghancur bunker ke fasilitas nuklir Iran yang terletak di Natanz dan Fordow. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan besar terhadap sistem pertahanan Iran dan diduga menewaskan sejumlah personel teknis. Iran menilai aksi tersebut sebagai bentuk agresi terbuka dan pelanggaran kedaulatan nasional.

Pemerintah Amerika Serikat sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebutkan rincian kerusakan akibat serangan di Qatar. Namun, sumber-sumber internal Pentagon yang tak mau disebutkan namanya menyatakan bahwa sistem pertahanan udara di Al-UDT berhasil mencegat sebagian besar rudal yang masuk. Meski demikian, beberapa fasilitas logistik dan gudang bahan bakar dilaporkan mengalami kerusakan ringan.

Qatar, sebagai negara tuan rumah pangkalan tersebut, langsung menggelar pertemuan darurat dengan para pejabat tinggi militer AS dan Duta Besar Iran di Doha. Emir Qatar, Syekh Tamim bin Hamad Al Thani, menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan mengutamakan penyelesaian diplomatik. “Kami tidak ingin wilayah kami menjadi medan perang antara kekuatan besar. Qatar mengutuk segala bentuk agresi lintas batas dan mendesak semua pihak untuk kembali ke meja perundingan,” ujarnya dalam siaran pers.

Reaksi dunia internasional pun segera bermunculan. Rusia dan Tiongkok, dua sekutu strategis Iran, mengecam keras keterlibatan militer AS dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera bersidang. Di sisi lain, negara-negara Uni Eropa menyerukan de-eskalasi dan mengingatkan bahwa konflik ini dapat berdampak pada stabilitas global, terutama dalam hal keamanan energi.

Sementara itu, warga di sekitar lokasi pangkalan dilaporkan panik dan sempat mengungsi ke area yang lebih aman. Otoritas keamanan Qatar menenangkan publik dengan menyatakan bahwa situasi telah terkendali dan tidak ada ancaman lanjutan yang terdeteksi.

Serangan ini menunjukkan bahwa konflik Iran dan Israel kini telah merembet melibatkan Amerika Serikat secara langsung. Sebelumnya, pada 13 Juni 2025, Israel melakukan serangan besar-besaran terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran, memicu gelombang serangan balasan dari Teheran.

Dengan Iran kini menyerang fasilitas militer Amerika Serikat secara langsung, para analis memperingatkan bahwa skenario konflik regional yang lebih luas sangat mungkin terjadi. “Ini bukan lagi perang dua pihak. Ini sudah menjadi konflik tiga arah, dan berpotensi menyeret kekuatan-kekuatan besar lain ke dalamnya,” ujar Profesor Farid Zakaria, pakar geopolitik dari University of London.

Langkah selanjutnya dari Washington dan Teheran akan sangat menentukan. Apakah ini akan menjadi titik balik menuju dialog atau justru memicu gelombang perang baru di kawasan? Dunia menunggu dengan penuh kekhawatiran.

Leave A Reply

Your email address will not be published.